Konsonan sengau dwibibir bersuara adalah jenis dari suara konsonan dwibibir yang digunakan dalam berbagai bahasa. Simbol IPA-nya adalah ⟨m⟩, dan simbol X-SAMPA-nya adalah ⟨m⟩. Dalam bahasa Indonesia huruf [m] terdapat dalam kata seperti mati dan masuk.
Konsonan [m] terdapat di hampir semua bahasa di dunia. Hanya sedikit bahasa (seperti bahasa Mohawk) tidak memiliki konsonan [m].
Karakteristik konsonan
Karakteristik konsonan dari konsonan sengau dwibibir bersuara adalah:
Cara artikulasinya adalah oklusif, yang berarti diproduksi dengan penyempitan aliran udara di jalur vokal. Karena konsonan ini juga merupakan konsonan sengau, aliran udara yang terblokir oleh artikulator diarahkan ke hidung
Tempat artikulasinya adalah dwibibir (bilabial), yang berarti diartikulasikan dengan kedua bibir.
Fonasinya yakni bersuara, yang berarti pita suara bergetar saat artikulasinya.
Cara artikulasinya adalah sengau, yang berarti udara keluar melalui hidung, sebagai hentian sengau ataupun dengan tambahan melalui mulut.
Karena suara ini tidak dihasilkan dari aliran udara diatas lidah, diktonomi pusat–sisian tidak berlaku.
Mekanisme aliran udaranya adalah pulmonal, yang berarti diartikulasikan dengan mendorong udara hanya dengan paru-paru dan diafragma, seperti pada kebanyakan suara.
Carbonell, Joan F.; Llisterri, Joaquim (1992), "Catalan", Journal of the International Phonetic Association, 22 (1–2): 53–56, doi:10.1017/S0025100300004618
Dum-Tragut, Jasmine (2009), Armenian: Modern Eastern Armenian, Amsterdam: John Benjamins Publishing Company
Cruz-Ferreira, Madalena (1995), "European Portuguese", Journal of the International Phonetic Association, 25 (2): 90–94, doi:10.1017/S0025100300005223
Fougeron, Cecile; Smith, Caroline L (1993), "Illustrations of the IPA:French", Journal of the International Phonetic Association, 23 (2): 73–76, doi:10.1017/S0025100300004874
Gussenhoven, Carlos (1992), "Dutch", Journal of the International Phonetic Association, 22 (2): 45–47, doi:10.1017/S002510030000459X
Jassem, Wiktor (2003), "Polish", Journal of the International Phonetic Association, 33 (1): 103–107, doi:10.1017/S0025100303001191
Ladefoged, Peter (2005), Vowels and Consonants (edisi ke-Second), Blackwell
Martínez-Celdrán, Eugenio; Fernández-Planas, Ana Ma.; Carrera-Sabaté, Josefina (2003), "Castilian Spanish", Journal of the International Phonetic Association, 33 (2): 255–259, doi:10.1017/S0025100303001373
Merrill, Elizabeth (2008), "Tilquiapan Zapotec", Journal of the International Phonetic Association, 38 (1): 107–114, doi:10.1017/S0025100308003344
Newton, Brian (1972), The generative Interpretation of Dialect: A Study of Modern Greek Phonology, Cambridge Studies in Linguistics, 8, Cambridge University Press
Olson, Kenneth; Mielke, Jeff; Sanicas-Daguman, Josephine; Pebley, Carol Jean; Paterson, Hugh J., III (2010), "The phonetic status of the (inter)dental approximant", Journal of the International Phonetic Association, 40 (2): 199–215, doi:10.1017/S0025100309990296
Okada, Hideo (1991), "Phonetic Representation:Japanese", Journal of the International Phonetic Association, 21 (2): 94–97, doi:10.1017/S002510030000445X
Padgett, Jaye (2003), "Contrast and Post-Velar Fronting in Russian", Natural Language & Linguistic Theory, 21 (1): 39–87, doi:10.1023/A:1021879906505
Rogers, Derek; d'Arcangeli, Luciana (2004), "Italian", Journal of the International Phonetic Association, 34 (1): 117–121, doi:10.1017/S0025100304001628
Shosted, Ryan K.; Vakhtang, Chikovani (2006), "Standard Georgian", Journal of the International Phonetic Association, 36 (2): 255–264, doi:10.1017/S0025100306002659
Soderberg, Craig D.; Olson, Kenneth S. (2008), "Illustrations of the IPA:Indonesian", Journal of the International Phonetic Association, 38 (2): 209–213, doi:10.1017/S0025100308003320
Thelwall, Robin (1990), "Illustrations of the IPA: Arabic", Journal of the International Phonetic Association, 20 (2): 37–41, doi:10.1017/S0025100300004266
Dalam satu sel tabel, simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara. Petak-petak yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil.