Kampung Mumong atau dikenal sebagai Mumong, adalah daerah permukiman di Kuala Belait, kota utama di Daerah Belait, Brunei Darussalam. Daerah ini meliputi pemukiman Mumong asli, serta perumahan umum Mumong dari Skema Perumahan Warga Asli Tanpa Tanah. Akan tetapi, secara resmi daerah ini terdiri dari dua sub-bagian desa , yaitu Mumong 'A' dan Mumong 'B', yang berada di bawah Mukim Kuala Belait.[2]
Etimologi
Nama Kampung Mumong diyakini berasal dari sejenis tanaman ubi hutan yang disebut Mumong. Tanaman ini banyak tumbuh di sepanjang anak sungai (Sungai Mumong), yang pada masa lampau sering digunakan sebagai pangkalan untuk menambatkan perahu untuk tujuan ke hulu atau hilir menuju laut.[3]
Sejarah
Mumong adalah desa Melayu kecil di tepi Sungai Belait yang lebih jauh ke hulu dari Kuala Belait dalam perjalanan ke Kuala Balai. Pengembangan Kuala Belait pada pergantian abad sebagai ibu kota distrik, dan pembangunan Jalan Singa Menteri dan Jalan Tengah seperti Kuala Belait ke Seria menyebabkan desa tersebut berkembang di selatan Jalan Singa Menteri menjadi komunitas komuter yang melayani kota Kuala Belait dan Seria. Pembangunan Jalan Lingkar Seria pada tahun 1980-an semakin mendorong lebih banyak pemukiman di daerah tersebut karena menyediakan jalur penghubung kedua dari desa tersebut ke Kuala Belait dan Seria.[4]
Pemerintah Brunei juga terus meningkatkan wilayah tersebut dengan membangun Kawasan Pemukiman Kembali Mumong, kawasan Skema Perumahan Tanpa Lahan yang terletak di sebelah barat kampung. Infrastruktur lain yang dibangun di kampung tersebut meliputi Pusat Pemuda dan Kompleks Olahraga Mumong pada tahun 1990-an, yang juga melayani masyarakat di sekitar Kuala Belait dan Panaga, serta pabrik Pengolahan Limbah Kuala Belait.[4]
Geografi
Lokasi Mumong di Mukim Belait.
Mumong terletak di bagian timur Kuala Belait. Wilayah ini dikelilingi oleh pinggiran kota Pandan di utara dan barat laut, pemukiman Panaga di timur, dan Sungai Belait di selatan. Mumong meliputi desa asli Mumong serta Skema Perumahan Warga Asli Tanpa Tanah Mumong; keduanya masing-masing membentuk bagian timur dan barat Mumong.[5]
Administrasi
Wilayah Mumong secara resmi dikelola sebagai dua desa, yaitu Mumong 'A' dan Mumong 'B' (sebelumnya dikenal sebagai Mumong Utara dan Mumong Selatan),[6][7] yang merupakan pembagian administratif tingkat ketiga dan terendah di Brunei Darussalam. Mereka adalah salah satu sub-bagian di Kuala Belait, sebuah mukim (sub-distrik) di Daerah Belait. Mumong 'A' meliputi perumahan umum Mumong, serta wilayah pemukiman pemerintah di dekatnya; Mumong 'B' membentuk pemukiman desa Mumong. Kedua wilayah tersebut juga ditetapkan sebagai wilayah kode pos, sehingga masing-masing memiliki kode pos KA1531 dan KA1731.[6][7][8]
Komunitas di setiap sub-bagian desa dipimpin oleh seorang kepala desa (Melayu: ketua kampung). Namun, saat ini posisi kepala desa untuk Mumong 'B' kosong,[9][10] sehingga untuk sementara ini dikelola oleh kepala desa Mumong 'A', dan posisi tersebut saat ini dipegang oleh Mohd Yusof bin Dulamin.[11][12][13]
Mumong juga telah dimasukkan ke dalam wilayah kotamadya Kuala Belait. Wilayah ini meliputi seluruh wilayah Mumong 'A' dan sebagian wilayah Mumong 'B'.
Demografi
Pada tahun 2018, desa ini berpenduduk sekitar 9.637 jiwa, yaitu 5.289 laki-laki dan 4.378 perempuan, yang terdiri dari berbagai ras, suku, dan agama.[3]
Ekonomi
Produk lokal hasil produksi masyarakat desa di Pusat Konferensi Internasional BRIDEX 2023.
Seperti desa-desa lain di Brunei Darussalam, para Anggota Majlis Perundingan Kampung (MPK) Mumong 'A' dan Mumong 'B' bekerja sama untuk melaksanakan beberapa proyek dalam Program Satu Desa Satu Produk (1K1P) seperti memproduksi sambal, selai, baulu, minuman cordel, kue marmer, dan manisan lainnya. Dalam pelaksanaannya, Biro Perempuan MPK Mumong bertanggung jawab untuk mempromosikan produk tersebut kepada masyarakat. Keistimewaan produk sambal mereka dibanding produk luar negeri, menurut Dayang Hajah Julia, tidak banyak perbedaan antara sambal MPK Mumong dengan sambal lainnya, hanya saja sambal mereka diproduksi sendiri tanpa bantuan mesin tertentu, sedangkan produk luar negeri diolah dengan menggunakan mesin khusus.[14]
Infrastruktur
Pendidikan
Pusat Tingkatan Enam Belait.
Pusat Pendidikan Tingkatan Enam Belait (PTEB)[15]
Sekolah Arab Belait (SAB)[16]
Perumahan
Skema Perumahan Warga Asli Tanpa Tanah Mumong (Bahasa Melayu: Skim Tanah Kurnia Rakyat Jati Mumong) adalah perumahan umum di Mumong, dan salah satu perumahan semacam itu di negara ini di bawah program yang dinamai menurut namanya, yaitu program perumahan pemerintah khusus untuk rakyat jati atau warga asli Brunei.[17][18]
^BUKU DIREKTORI TELEFON PENGHULU-PENGHULU MUKIM DAN KETUA-KETUA KAMPUNG NEGARA BRUNEI DARUSSALAM(PDF) (dalam bahasa Melayu). 4. Brunei: Bahagian Perancangan Daerah, Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri. April 2024. hlm. 20.
^"Belait District" (PDF). Information.gov.bn. hlm. 8. Diakses tanggal 2018-04-23.
^"Ministry of Education, Brunei Darussalam". MoE.gov.bn. Diakses tanggal 2024-02-02.
^"Berita Terkini - Didik warga sekolah cintai kebersihan". PelitaBrunei.gov.bn. Diakses tanggal 2024-02-02.
^"Belait District" (PDF). Information.gov.bn. hlm. 25. Diakses tanggal 2018-04-23.
^"NATIONAL HOUSING PROGRAMMES". Thailand.prd.go.th. กรมประชาสัมพันธ์. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-23. Diakses tanggal 2018-04-23.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Negara Brunei Darussalam: obituary 2010-2011". TheFreeLibrary.com. Diakses tanggal 2023-10-22.
Portal Brunei Darussalam
Portal Geografi
