Prasasti Sinaguha

Prasasti Sinaguha ditemukan tanggal 7 Juli 1934 oleh Martosoedijono di Kalasan, Yogyakarta, dan akhirnya sekarang menjadi koleksi Museum Mangkunegaran di Surakarta. Prasasti ditemukan dalam kondisi tidak lengkap, bentuk huruf Jawa Kuno dan bahasa Jawa Kuno; bentuk huruf ada persamaan dengan huruf pada Prasasti Telang dari jaman Dyah Balitung.

Bentuk Fisik

1. panjang tembaga 39 cm, lebar sisi kanan 12,7 cm dan lebar sisi kiri 12,4 cm, lebar bagian tengah hanya 12 cm;

2. tinggi huruf rata-rata B mm, lebar huruf antara 6–9 mm,

3. bentuk huruf segi 4 agak bulat dan tanpa kuncir di atas;

4. bagian tengah lempeng tembaga sisi kanan berlubang sehingga ada 3 sukukata tak terbaca karena hilang;

Isi Prasasti

1. pu panut kalang pu panjul wuang matuha pu butang pu rungil pu kunir ramanta ing jamwi gusti pu nTti rama nT rawita wuang matuha pu *) tekting jurunin-unabuhbu basing rama ni rama

2. hgal tuha werh kalih si besal rama ni grap si manta rama ni testa ramanta i sinaguha kalang pu riti gusti san-akaki gulumpang pu kacandra pu dahil pu tona pu gamwi

3. I pu gayadi pu jayahi gusti ing jamwu pu turut pu danggO parujar kalih pu ghowa pu tyang winkas pu mahatag kalimak-ki sreng kaki tonapa katrini si mandala si

4. jamwal si wlit huler pu candra marhyang ing kabikuan lor pu juja marhyang ing rahgai pu nahgai wuang matuha kaki yoga kaki se pase sang tekti pu kanup

5. myapara ikanang dharmma pu swastl pu dhung. kunpu katug nahan si ratfT ni wanua mapamaksa aning nan-jalukan ikanah—anugraha i dapunta makara nahan ikanang

6. pamgat jamwi rikang kala dyah malinju dahacaryya manorasa anakwanua i samatalagi watak hasam panjang pasek-pasek maparah ing ramanta i muhgia pirak ma 6 i rama

7. nta ing jamwi ma 4 ramanta i sinaguha ma 6 sang manurat ma 1

Alih Aksara

1. Pu Panut, sebagai kalang (nama jabatan) ialah Pu Panjul, kelompok orang tua ialah Pu Butang, Pu Rungil dan Pu Kunir; rama di Jamwi gusti bernama Pu Niti ayah Rawita, orang tua Pu , yang kuasa sebagai juru unabih (?) ialah Pu Basing ayah Ramahgal,

2. tuha werh (ketua para pemuda) ada 2 yaitu Si Besal ayah Grap dan Si Manta ayah Sesta; rama dari Sinaguha ialah kalang bernama Pu Riti, gusti dan kaki (gelar untuk laki-laki) dari Gulumpang ialah Pu Kacandra, Pu Dahil, Pu Tona, Pu Gamwil,

3. Pu Gayadi, Pu Jayahi; gusti dari Jamwu ialah Pu Turut, Pu Danggo; parujar (jurubicara) ada 2 yaitu Pu Ghowa dan Pu Tyang; winkas (nama jabatan) bernama Pu Mahatag; sebagai kalimak (nama jabatan) ialah Ki Sreng dan Kaki Tonapa; sebagai katrini (tiga serangkai) ialah Si Mandala, Si

4. Jamwal dan Si Wlit; sebagai huler (mantri pengairan) ialah Pu Candra; yang berdiam di pertapaan utara ialah Pu Juja, yang berdiam di Rahgai ialah Pu Nahgai; sebagai wuang matuha (bekas kepala desa ?) ialah Kaki Yoga dan Kaki Se ; sebagai sang sakti (orang kuat batinnya) ialah Pu Kanup;

5. myapara (yang memelihara) dharma (bangunan suci) ialah Pu Swasti dan Pu Dhung; sebagai kun (?) ialah Pu Katug. Adapun Si Ratri dari desa memohon dengan memaksa anugerah itu kepada dapunta (yang mulia) Makara. Adapun yang menjadi

6. pamgat jamwi (nama jabatan tinggi semacam hakim) ialah Dyah Malinju bergelar Dahacaryya Manorasa, warga desa Samatalagi wilayah Hasam Panjang. Hadiah (bea) yang diserahkan kepada ramanta di Muhgu ialah perak 6 masa (1 masa = 0,002412 kg.), untuk ramanta

7. di Jamwi ialah 2 masa, untuk ramanta di Sinaguha ialah 6 masa, kepada yang menulis (piagam ini) ialah 1 masa.

Referensi

1. Suhadi, Machi and Soekarto, MM (1986) BERITA PENELITIAN ARKEOLOGI NO. 37. Project Report. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.