Remaco

Remaco
Didirikan1954
PendiriMoestari dan Titien Soemarni
Eugene Timothy
StatusBeroperasi
GenreKeroncong
Pop
Dangdut
Musik Melayu
Asal negaraIndonesia
LokasiJakarta, Indonesia

Remaco adalah Perusahaan Rekaman (Label) Indonesia yang didirikan pada tahun 1954. Perusahaan rekaman ini pada satu waktu merupakan perusahaan rekaman terbesar "macan label" di Indonesia pada dekade 50-70an. [1]

Sejarah

Republic Manufacturing Company Limited (Remaco) berdiri pada pertengahan dekade 50-an, salah satu dari empat perusahaan terbesar rekaman pertama yang lahir di Indonesia selain Lokananta, Irama, dan Dimita.

Awalnya, Remaco didirikan oleh sepasang suami istri bernama Moestari dan Titien Soemarni pada 1954. Beralamat di Jalan Abdurrahman I, Tanah Pasir, Jakarta Utara, kala itu Remaco bergerak sebagai perusahaan pencetak piringan hitam. Belum menjadi label rekaman. Beberapa tahun kemudian Remaco berdiri, perusahaan itu mulai melebarkan sayap menjadi label rekaman. Bukan hanya Moestari dan Titien, seorang bernama Jan Tjia seorang keturunan Belanda yang sudah menjadi Warga Negara Indonesia, Pemilik National Plastic Company (Naplasco) yang juga memiliki Remaco berperan dalam proses tersebut. Sejak menjadi label rekaman, Remaco memproduksi lagu-lagu orkes melayu Bukit Siguntang, Sinar Medan, Gumarang, irama keroncong dan musik bernuansa Hawaii.[2]

Pada tahun 1964, Remaco diambil alih oleh seorang produser rekaman bernama Eugene Timothy (ayah dari produser film Sheila Timothy dan aktris Marsha Timothy), salah satu pendiri Persatuan Menembak Indonesia (PERBAKIN) serta pemilik toko senjata di Palembang dan Jakarta, menggantikan sahabatnya Jan Tjian yang meninggal dunia. Setelah pergantian kepemilikan, meluncur deras grup musik dan aliran pop serta dangdut mulai mendominasi Remaco.[2]

Pada tahun 1966, Remaco mulai merilis album dengan media kaset setelah mendapati lagu-lagu dalam piringan hitamnya.[3] Menurut catatan Denny Sakrie dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia (2015), Remaco pernah menjadi perusahaan rekaman musik terbesar dan pencetak hits terbanyak di Indonesia. Pada keemasan Remaco, label ini menaungi beberapa band dan musisi kenamaan Indonesia, melintasi berbagai spektrum musik populer. Nama-nama seperti Bing Slamet, Adi Bing Slamet, Tetty Kadi, Lilis Suryani, Ida Royani, Hetty Koes Endang, Ernie Djohan, Enteng Tanamal, Bob Tutupoly, Koes Plus, Bimbo, Panbers, The Mercy's, D'Lloyd, Elvy Sukaesih, Rhoma Irama, Benyamin Sueb, Broery Pesolima, Ade Manuhutu, Favourite's Group, Muchsin Alatas, Titiek Sandhora, Arie Koesmiran, Eddy Silitonga, Rofiqoh Darto Wahab, The Rollies, Chicha Koeswoyo, Koes Bersaudara, Grup Tiga Bintang, Alfian, Retno, Pattie Bersaudara, Grup Empat Nada, The Pros, dan The Crabs pernah tergabung di Remaco.

Album penting: Koes Plus - In Hard Beat (1976),  D’Lloyd - Pop Melayu Vol. I, The Rollies – The Rollies (1972), The Rollies - Let's Start Again (1975), AKA - Do What You Like (1970).

Pada dekade 80-an, dominasi Remaco Records akhirnya surut dan digantikan oleh Musica Studio's sebagai label rekaman musik populer terbesar di Indonesia. Eugene membawa semua master rekaman ke rumah keluarga yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Ia memulai kembali bisnis dengan merilis ulang karya tersebut melalui salah satu label rekaman di Jakarta. Eugene juga membuat PT Mutiara Records untuk merilis ulang karya musisi yang dinaungi Remaco. Ayah enam anak (Jenifer, Louis, Andre, Sheila Timothy dan Marsha Timothy) ini pernah menjabat menjadi Ketua Umum Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) periode 1990-1992 dan sangat aktif memerangi pembajakan lagu yang marak pada saat itu.

Satu keluarga kelimpungan ketika Eugene meninggal pada 2000 lantaran tidak ada yang mengambil alih "harta karun" musik Indonesia itu. Sheila Timothy yang belum masuk ke dunia film saat itu akhirnya mengambil alih bersama suaminya, Luki Wanandi. Dan sampai saat ini, Remaco Records masih ada sebagai perusahaan dan terdaftar, Sheila Timothy sendiri sebagai Board of Director.

Referensi

  1. ^ "5 Label Rekaman Indonesia dengan Rilisan Paling Berpengaruh". supermusic.id. 4 Agustus 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-11. Diakses tanggal 19 September 2017. 
  2. ^ a b "Sejarah Industri Musik Indonesia: Beragam, Seragam, dan Bajak-Membajak yang Kejam". Intisari.grid.id. 22 Februari 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-28. Diakses tanggal 19 September 2017. 
  3. ^ Sen, Krishna & Hill, David (2007) [2000]. "The Music Industry: Performance and Politics". Media, Culture and Politics in Indonesia. Equinox Publishing. hlm. 168. ISBN 979-3780-42-8. 
Daftar pustaka
  • Sakrie, Denny (2015). 100 Tahun Musik Indonesia. Jakarta: GagasMedia. ISBN 979-780-785-1.  Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • l
  • b
  • s